Halaman

Rabu, 19 November 2014

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA TATARAN FONOLOGI PADA BUNGKUS MAKANAN



ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA TATARAN FONOLOGI PADA BUNGKUS MAKANAN

1.      Perubahan fonem vokal /u/ menjadi fonem vokal /o/
Lafal Baku                 Lafal Tidak Baku
kerupuk                       keropok          
Pada gambar bungkus makanan di atas terdapat penulisan kata ‘keropok udang’. Dalam KBBI kata ‘keropok’ berarti tidak ada isinya; kosong; berlubang-lubang (berongga-rongga) karena lapuk dimakan rayap atau dimakan panas; lemah; lembek, menurut Departemen Pendidikan Nasional (2005 : 556) . Seharusnya menggunakan kata ‘kerupuk’ karena menurut pengertiannya ‘kerupuk’ adalah makanan yang dibuat dari adonan tepung dicampur dengan lumatan udang atau ikan, setelah dikukus disayat-sayat tipis atau dibentuk dengan alat cetak dijemur agar mudah digoreng, menurut Departemen Pendidikan Nasional (2005 : 558).
Penggunaan kata ‘kerupuk’ lebih tepat daripada kata ‘keropok’ karena kata ‘kerupuk’ lebih cocok untuk makanan garing seperti pada bungkus makanan di atas. Kata keropok digunakan di Malaysia, kita tidak tahu pengertiannya lebih lanjut. Mungkin mereka menggunakan kata ‘keropok’ dalam menyebut makanan yang renyah dan garing. Dari analisis di  atas dapat disimpulkan bahwa telah terjadi perubahan fonem vokal /u/ dilafalkan menjadi /o/. Penggunaan kata yang lebih tepat adalah ‘kerupuk’ bukan ‘keropok’.



2.      Penambahan fonem vokal /a/


Lafal Baku     Lafal Tidak Baku
mi                    mie
sedap               sedaap
instan               instant
Pada gambar di atas terdapat kata ‘mie’ dan ‘sedaap’ yang dapat dianalisis. Kata ‘mie’ merupakan pengaruh bahasa serapan yang apabila berakhiran fonem /e/ maka akan dihilangkan. Sebaiknya menggunakan istilah bahasa Indonesia ‘mi’, karena ‘mi’ adalah bahan makanan dari tepung terigu, bentuknya seperti tali, biasanya dimasak dengan cara digoreng atau direbus, diberi daging, udang, sayuran, bumbu, dsb; menurut Departemen Pendidikan Nasional (2005 : 741).
Pada kata ‘sedaap’ merupakan bentuk tidak baku yang terdapat fonem vokal rangkap /a/,  yang bentuk bakunya adalah kata ‘sedap’. Menurut Departemen Pendidikan Nasional (2005 : 1008) kata ‘sedap’ adalah enak (nyaman, senang), harum, lezat; masakan yang dihidangkan. Jadi ‘sedap’ pada bungkus makanan di atas berarti makanan yang harum, dan lezat. Kata ‘instant’ pada bungkus makanan di atas juga merupakan lafal tidak baku, karena ‘instant’ merupakan bahasa asing. Kata ‘instant’ dalam istilah bahasa Indonesia yaitu ‘instan’ tidak menggunakan fonem konsonan /t/ pada akhir kata. Kata ‘instan’ artinya /in·stan/ a langsung (tanpa dimasak lama) dapat diminum atau dimakan (tt mi, sup, kopi, susu bubuk): susu -- , susu yg begitu dicampur dng gula dan air (panas atau hangat) langsung dapat diminum, menurut Departemen Pendidikan Nasional (2005 : 436).
Jadi mi sedap instan merupakan makanan yang terbuat dari mi yang berbahan tepung terigu, bentuknya seperti tali, yang direbus atau digoreng, dengan cara tanpa dimasak lama, dan memiliki rasa yang lezat. Dari data di atas, terjadi penambahan fonem vokal /a/ pada kata ‘sedaap’ dan kata ‘mie’ yang seharusnya dalam bentuk baku bahasa Indonesia adalah ‘mi’ kemudian kata ‘instant’ seharusnya menjadi ‘instan’ tanpa fonem /t/ diakhir kata. Jadi penggunaan kata yang benar seharusnya adalah ‘mi sedap instan’ bukan ‘mie sedaap instant’.

3.      Penghilangan fonem vokal /e/
Lafal Baku                 Lafal Tidak Baku
selai                             slai

Pada gambar di atas kata ‘slai’ merupakan kata tidak baku. Seharusnya menggunakan kata ‘selai’. Menurut Departemen Pendidikan Nasional (2005 : 1016) ‘selai’ adalah bubur dari buah-buahan yang dimasak dengan gula sampai kental (biasanya dioleskan pada roti, kue, dsb); --nanas; --stoberi. Kata ‘slai’ tidak ditemukan artinya dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia karena merupakan kata tidak baku. Jadi, makanan pada bungkus di atas adalah biskuit yang dilapisi dengan selai buah stroberi.
Jadi, telah terjadi penghilangan fonem vokal /e/ pada kata ‘slai’ yang sebaiknya menggunakan bentuk baku istilah bahasa Indonesia yaitu ‘selai’.



4.      Perubahan fonem /k/ dan /e/ yang dilafalkan menjadi /q/

Lafal Baku                 Lafal Tidak Baku
ketela                           Qtela
Pada gambar di atas terdapat kata ‘Qtela’ yang merupakan nama sebuah bungkus makanan. Kata ‘Qtela’ mungkin merupakan merek dagang yang memiliki prinsip atas pemberian nama pada produk makanan mereka untuk menambah nilai jual. Tetapi kata ‘Qtela’ telah mengalami perubahan, karena yang bakunya adalah ‘ketela’. Fonem konsonan /q/ pada kata ‘Qtela’ menggantikan fonem /k/ dan /e/ pada kata ‘ketela’. Kata ‘ketela’ menurut Departemen Pendidikan Nasional (2005 : 561) adalah tumbuhan umbi yang tumbuh menjalar, umbinya dapat dimakan, daunnya untuk sayur.  Jadi, makanan itu terbuat dari bahan makanan berupa umbi-umbian yang dijadikan keripik.








5.      Penghilangan fonem /h/ dan penghilangan fonem vokal rangkap /au/ dilafalkan  menjadi /o/
Lafal Baku                 Lafal Tidak Baku
hijau                            ijo

 ‘kacangijo’ terbentuk dari dua kata dasar ‘kacang’ dan ‘hijau’. /ka·cang / n tanaman perdu yg ditanam di sawah atau di ladang, berbuah polong (macamnya banyak sekali);bagai -- direbus satu, pb melonjak-lonjak kegirangan; -- lupa akan kulitnya, pb tidak tahu diri; lupa akan asalnya;-- anoa kacang tanah yg polongnya mempunyai lukisan urat yg agak nyata, warna kulit biji merah jambu, daging biji mengandung protein dan lemak, menurut Departemen Pendidikan Nasional (2005 : 486). Sedangkan kata hijau adalah hi·jau / 1 n warna dasar yg serupa dengan warna daun; 2 n gabungan warna biru dan kuning dalam spektrum; 3 a mengandung atau memperlihatkan warna yg serupa warna daun; menurut Departemen Pendidikan nasional (2005 : 401). Berarti ‘kacang hijau’ adalah kacang yang berwarna hijau.
Kata ‘ijo’ berasal dari penyingkatan kata ‘hijau’. Kata ‘hijau’ berarti warna dasar yang serupa dengan warna daun, menurut Departemen Pendidikan nasional (2005 : 401). Jadi sebaiknya menggunakan kata yang baku yaitu ‘hijau’. Dalam bahasa sehari-hari penggunaan kata ‘ijo’ lebih sering digunakan karena tidak terlalu formal. Kata ‘ijo’ lebih umum digunakan mungkin juga karena pengaruh dari bahasa daerah. Jadi intinya  makanan di atas mengandung bahan makanan yang terbuat dari ‘kacang hijau’.
Dalam hal ini terjadi penghilangan fonem vokal rangkap menjadi vokal tunggal, dan terjadi penghilangan fonem konsonan /h/. Pada kata ‘hijau’ fonem konsonan /h/ pada huruf pertama mengalami penghilangan, sedangkan pada fonem vokal rangkap /au/ pada huruf terakhir dilafalkan menjadi /o/ sehingga terbentuk kata tidak baku yaitu ‘ijo’.

6.      Penghilangan fonem konsonan /h/ dan perubahan fonem vokal /a/
Lafal Baku                 Lafal Tidak Baku
hangat                         anget
Kata ‘anget’ merupakan istilah yang tidak baku dalam bahasa Indonesia. Kata ‘anget’ merupakan bahasa daerah yang juga sering digunakan dalam keseharian. Seharusnya penggunaan  kata yang tepat dalam istilah bahasa Indonesia adalah kata ‘hangat’. Menurut Departemen Pendidikan Nasional (2005 : 386) hangat ialah agak panas: masakannya masih. Sedangkan kata ‘anget’ tidak memiliki arti dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia. Kata ‘anget’ pada bungkus minuman diatas menjelaskan bahwa minuman tersebut dapat menghangatkan tubuh jika meminumnya.
Dalam hal ini terjadi penghilangan fonem konsonan /h/ pada awal kata ‘anget’ dan terjadi juga perubahan fonem vokal /a/ menjadi /e/ pada kata ‘anget’ tersebut.








7.      Perubahan fonem konsosnan /k/
Lafal Baku                 Lafal Tidak Baku
colek                            colex
Kata ‘colex’ berasal dari kata ‘colek’ yang merupakan bentuk baku bahasa Indonesia. ‘colek’ menurut Departemen Pendidikan Nasional (2005 : 218) adalah sentuhan dengan ujung jari dsb; penggolong penyebutan sesuatu yang sedikit sekali ( sebanyak yang diambil dengan ujung jari). Sedangkan kata ‘colex’ tidak ditemukan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia. Sebaiknya menggunakan bentuk istilah baku bahasa Indonesia yaitu ‘colek’ bukan ‘colex’. Pada data di atas telah terjadi perubahan fonem konsonan /k/ dilafalkan menjadi fonem /x/.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar